Beberapa tahun silam, santer
terdengar berita di TV tentang penipuan yang dilakukan oleh Yayasan Amalilah.
Modusnya sederhana, menarik uang 20 ribu rupiah untuk pemesanan 1 buah kupon
yang nantinya bisa ditukar dengan uang 15 juta rupiah. Anda tak tertarik bukan?
Tapi tak semua orang di Negeri yang berpenduduk sekitar 250 juta ini berpikiran
dan sepaham dengan Anda. Di Dunia Maya pun ramai bermunculan blog ataupun forum
yang pro dan kontra dalam menanggapi hal ini.
Di satu sudut negeri yang waktu
itu belum bisa mengakses internet, TV hanya terdengar sayup menyelingi suara
serangga malam. Mimpi indah dan janji yang dihembuskan oleh “Amalilah” memakan
banyak korban dan mengantar korbannya ketahap rasa malas stadium lanjut.
Rutinitas warga yang biasanya hampir tiap hari mendayung perahu dan menebar
jala untuk mencari sumber penghidupan, sesaat tak nampak jika Hari-H yang
dijanjikan untuk pencairan dana dari “Amalilah” akan tiba. Obrolan malam
haripun tak jauh dari tema tentang bagaimana kami akan menghabiskan uang milyaran rupiah yang
sebentar lagi akan kami dapatkan. Milyaran rupiah? Bukannya hanya 15 juta? 15
juta kalau hanya 1 kupon, bagaimana kalau punya ratusan kupon atau bahkan
ribuan kupon. Kami di sini cukup pandai juga dalam berhitung terutama dalam
perkalian 1000 kupon x Rp 15 juta = Rp 15 milyar. Lantas dari mana uang 15 juta
untuk membeli 1000 kupon tsb? Ada yang menjual perahu, menggunakan uang
simpanan, menjual perhiasan emasnya, macam-macamlah caranya. Rasa enggan pun
menghinggap untuk menjalani hari-hari
dengan dengan normal bila Hari-H yang dijanjikan telah lewat. Bermacam alasan
yang diperdengarkan mengenai penundaan Hari-H. Kejadian ini berulang terus
seperti siklus triwulanan dan terjadi menahun.
Memendar sudah harapan mendapat
belas kasih dari “Ningrat Amalilah” bukan berarti kami bisa melepas angan
begitu saja untuk bisa menjadi kaya mendadak tanpa harus bercucuran keringat.
Angin surga pun masih semilir dihembuskan oleh Azazil dari relung-relung kegelapan
dalam bentuk judi Togel. Entah dari mana munculnya kitab sakti yang berisi
rumus matematika keblinger dengan angka-angka ajaibnya bisa beredar di tangan
kami dan menjadi wajib hukumnya untuk dikaji tiap malam. Jelas sudah kami tak kuasai
Probabilitas dan seluk beluknya, faktanya kami yang selalu menjadi pecundang
dari mulai Erek-Erek, SDSB, sampai sekarang kami kenal Togel.
“Jual saja angan-angan kosong! Pasti
kami beli.”
Bekerja adalah solusi terbaik untuk mendapatkan uang, artikel yg menarik sobat..
BalasHapus100% setuju. trims atas komentnya
Hapusagree..
BalasHapus