Selasa, 05 Februari 2013

Dari Amalilah Menuju Jalan Lain ke Togel


Beberapa tahun silam, santer terdengar berita di TV tentang penipuan yang dilakukan oleh Yayasan Amalilah. Modusnya sederhana, menarik uang 20 ribu rupiah untuk pemesanan 1 buah kupon yang nantinya bisa ditukar dengan uang 15 juta rupiah. Anda tak tertarik bukan? Tapi tak semua orang di Negeri yang berpenduduk sekitar 250 juta ini berpikiran dan sepaham dengan Anda. Di Dunia Maya pun ramai bermunculan blog ataupun forum yang pro dan kontra dalam menanggapi hal ini.
Di satu sudut negeri yang waktu itu belum bisa mengakses internet, TV hanya terdengar sayup menyelingi suara serangga malam. Mimpi indah dan janji yang dihembuskan oleh “Amalilah” memakan banyak korban dan mengantar korbannya ketahap rasa malas stadium lanjut. Rutinitas warga yang biasanya hampir tiap hari mendayung perahu dan menebar jala untuk mencari sumber penghidupan, sesaat tak nampak jika Hari-H yang dijanjikan untuk pencairan dana dari “Amalilah” akan tiba. Obrolan malam haripun tak jauh dari tema tentang bagaimana kami  akan menghabiskan uang milyaran rupiah yang sebentar lagi akan kami dapatkan. Milyaran rupiah? Bukannya hanya 15 juta? 15 juta kalau hanya 1 kupon, bagaimana kalau punya ratusan kupon atau bahkan ribuan kupon. Kami di sini cukup pandai juga dalam berhitung terutama dalam perkalian 1000 kupon x Rp 15 juta = Rp 15 milyar. Lantas dari mana uang 15 juta untuk membeli 1000 kupon tsb? Ada yang menjual perahu, menggunakan uang simpanan, menjual perhiasan emasnya, macam-macamlah caranya. Rasa enggan pun menghinggap  untuk menjalani hari-hari dengan dengan normal bila Hari-H yang dijanjikan telah lewat. Bermacam alasan yang diperdengarkan mengenai penundaan Hari-H. Kejadian ini berulang terus seperti siklus triwulanan dan terjadi menahun.
Memendar sudah harapan mendapat belas kasih dari “Ningrat Amalilah” bukan berarti kami bisa melepas angan begitu saja untuk bisa menjadi kaya mendadak tanpa harus bercucuran keringat. Angin surga pun masih semilir dihembuskan oleh Azazil dari relung-relung kegelapan dalam bentuk judi Togel. Entah dari mana munculnya kitab sakti yang berisi rumus matematika keblinger dengan angka-angka ajaibnya bisa beredar di tangan kami dan menjadi wajib hukumnya untuk dikaji tiap malam. Jelas sudah kami tak kuasai Probabilitas dan seluk beluknya, faktanya kami yang selalu menjadi pecundang dari mulai Erek-Erek, SDSB, sampai sekarang kami kenal Togel.
“Jual saja angan-angan kosong! Pasti kami beli.”

3 komentar: