Sabtu, 12 Januari 2013

Mengenang Masa-Masa Munculnya Para Cendikiawan Muslim


بســــم الله الرحمن الرحيم

Di masa emasnya Kekhalifahan Islam, banyak bermunculan cendikiawan-cendikiawan muslim dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Umat muslim di masa-masa itu tidak hanya menguasai ilmu-ilmu agama saja tetapi juga menjadi pelopor di hampir setiap cabang ilmu lainnya. Kita mengenal Al Kwarizmi di bidang matematika, Ibnu Sina yang oleh Dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna sebagai pelopor di bidang kedokteran, untuk Filsafat ada Al-Kindi dan banyak lagi cendikiawan muslim lainnya yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Ilmu Pengetahuan.

Age of the Caliphs
  Expansion under Muhammad, 622–632/A.H. 1–11
  Expansion during the Rashidun Caliphate, 632–661/A.H. 11–40
  Expansion during the Umayyad Caliphate, 661–750/A.H. 40–129
Kekhalifahan Islam yang saat itu wilayahnya terentang cukup luas dari mulai daratan India di sebelah Timur sampai Cordova Spanyol di belahan bumi Barat, menjadi sangat gemerlap dikarenakan penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bila dibandingkan dengan Eropa yang saat itu sedang dalam abad kegelapan karena jauhnya dengan ilmu pengetahuan. Umat muslim saat itu sepertinya tidak melakukan pemisahan (Dikotomi) antara Ilmu Agama dengan Ilmu Pengetahuan Umum lainnya. Mereka sangat menjunjung tinggi Pengetahuan, ke mana saja pasukan muslim bergerak maka mereka juga membawa buku-buku berharga sebagai rampasan perang yang selanjutnya mereka terjemahkan dan mereka pelajari dengan seksama dan mengembangkannya lebih lanjut. Dari India mereka mendapatkan pengetahuan kuno kompilasi pengetahuan Budaya Hindu yang sudah berabad lamanya seperti bilangan nol (0) dan Astronomi. Dari Cina tentu saja pengetahuan tentang pembuatan kertas yang pada akhirnya mempermudah dan mempercepat penyebaran pengetahuan di kalangan umat. Dari sebelah barat tentu saja mendapat warisan dari pemikiran-pemikiran Bangsa Yunani yang pernah mengalami masa-masa jaya di jamannya Phytagoras, Archimides, Plato, Aristoteles, dll.

Sejak mulai runtuhnya Kekhalifahan Islam yang dimulai dari lepasnya Cordova sampai terakhir hilangnya Turki Ottoman dari peta dunia dan berpindahnya kepemimpinan penguasaan ilmu pengetahuan ke Eropa, Umat Islam saat ini seperti terpinggirkan dari kata “Peradaban”. Teringat akan kalimat: “Berjumlah banyak tetapi seperti buih di lautan”, terombang-ambing dan tersapu oleh gelombang kehidupan. Mungkin Umat Muslim akan kembali bermartabat dan terhormat dalam pergaulan dengan umat-umat lainnya di muka bumi ini jika Umat ini kembali menanamkan kecintaannya terhadap Ilmu Pengetahuan seperti para pendahulunya di masa Kejayaan Kekhalifahan Islam. Seperti nasehat dari Seorang Khalifah Bani Umayyah (Abdul Malik bin Marwan) kepada anak-anaknya, “Anak-anakku, carilah ilmu. Jika kalian bermartabat tinggi, maka kalian akan berada di atas. Jika kalian menjadi orang-orang biasa, maka kalian akan bermartabat pula.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar