بســــم الله الرحمن الرحيم
Di
masa emasnya Kekhalifahan Islam, banyak bermunculan cendikiawan-cendikiawan
muslim dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Umat muslim di masa-masa itu
tidak hanya menguasai ilmu-ilmu agama saja tetapi juga menjadi pelopor di
hampir setiap cabang ilmu lainnya. Kita mengenal Al Kwarizmi di bidang matematika,
Ibnu Sina yang oleh Dunia Barat dikenal dengan nama Avicenna sebagai pelopor di
bidang kedokteran, untuk Filsafat ada Al-Kindi dan banyak lagi cendikiawan
muslim lainnya yang telah mendedikasikan hidupnya untuk Ilmu Pengetahuan.
Age of the Caliphs
Expansion under Muhammad, 622–632/A.H. 1–11
Expansion during the Rashidun Caliphate, 632–661/A.H. 11–40
|
Kekhalifahan
Islam yang saat itu wilayahnya terentang cukup luas dari mulai daratan India di
sebelah Timur sampai Cordova Spanyol di belahan bumi Barat, menjadi sangat
gemerlap dikarenakan penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan bila dibandingkan
dengan Eropa yang saat itu sedang dalam abad kegelapan karena jauhnya dengan
ilmu pengetahuan. Umat muslim saat itu sepertinya tidak melakukan pemisahan (Dikotomi)
antara Ilmu Agama dengan Ilmu Pengetahuan Umum lainnya. Mereka sangat menjunjung
tinggi Pengetahuan, ke mana saja pasukan muslim bergerak maka mereka juga
membawa buku-buku berharga sebagai rampasan perang yang selanjutnya mereka
terjemahkan dan mereka pelajari dengan seksama dan mengembangkannya lebih
lanjut. Dari India mereka mendapatkan pengetahuan kuno kompilasi pengetahuan
Budaya Hindu yang sudah berabad lamanya seperti bilangan nol (0) dan Astronomi.
Dari Cina tentu saja pengetahuan tentang pembuatan kertas yang pada akhirnya mempermudah
dan mempercepat penyebaran pengetahuan di kalangan umat. Dari sebelah barat
tentu saja mendapat warisan dari pemikiran-pemikiran Bangsa Yunani yang pernah
mengalami masa-masa jaya di jamannya Phytagoras, Archimides, Plato,
Aristoteles, dll.
Sejak
mulai runtuhnya Kekhalifahan Islam yang dimulai dari lepasnya Cordova sampai
terakhir hilangnya Turki Ottoman dari peta dunia dan berpindahnya kepemimpinan
penguasaan ilmu pengetahuan ke Eropa, Umat Islam saat ini seperti terpinggirkan
dari kata “Peradaban”. Teringat akan kalimat: “Berjumlah banyak tetapi seperti
buih di lautan”, terombang-ambing dan tersapu oleh gelombang kehidupan. Mungkin
Umat Muslim akan kembali bermartabat dan terhormat dalam pergaulan dengan
umat-umat lainnya di muka bumi ini jika Umat ini kembali menanamkan
kecintaannya terhadap Ilmu Pengetahuan seperti para pendahulunya di masa
Kejayaan Kekhalifahan Islam. Seperti nasehat dari Seorang Khalifah Bani Umayyah
(Abdul Malik bin Marwan) kepada anak-anaknya, “Anak-anakku, carilah ilmu. Jika
kalian bermartabat tinggi, maka kalian akan berada di atas. Jika kalian menjadi
orang-orang biasa, maka kalian akan bermartabat pula.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar