Gagal, gagal, ........ dan gagal,
jika titik-titik tersebut diisi dengan kata gagal sebanyak 1000 kata, tentu
bukan hanya membosankan bagi yang menulisnya tapi juga akan sangat membosankan
bagi yang membacanya. Wajar jika seorang Thomas Alva Edison juga dihinggapi
kebosanan yang konon pada saat hendak menemukan lampu pijar dia harus mengalami
lebih dari 1000 kali percobaan yang gagal. Kebulatan tekadnya untuk terus
mencoba menemukan lampu pijar sekalipun harus menghadapi deretan kegagalan telah
menghantarkan kesuksesan bagi Thomas A Edison untuk mempersembahkan temuan
teknologi yang sangat bermanfaat berupa bola lampu pijar yang dapat diproduksi
secara masal.
Thomas A Edison memang bukan
orang pertama yang bereksperimen dengan bola lampu pijar, (1) sebelumnya telah
banyak ilmuwan lainnya yang telah lebih dulu berkutat untuk mencoba menemukan
lampu pijar yang layak produksi namun semuanya menyerah dihadapkan pada
hamparan gurun kebosanan dalam menghadapi percobaan-percobaan yang gagal. Di
saat yang lainnya berhenti mencoba atau memutuskan untuk beralih pada penemuan
lainnya, Hanya Edison yang akhirnya sanggup melintasi gurun kebosanan tersebut
dan finish dengan sukses. Edison mengakui betapa pentingnya kerja keras dan
tekad yang kuat dalam usahanya menemukan lampu pijar tersebut. “Saya tidak
patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju,”(2) ujaran
dari Edison yang menggambarkan semangat pantang menyerahnya untuk meraih
keberhasilan.
Misalkan saja Thomas Alva Edison memerlukan 1000 kali percobaan untuk berhasil
menyempurnakan penemuan bola lampu pijarnya dan dia berhenti setelah 999 kali
melakukan percobaan maka ia juga akan terkategori “gagal” walaupun sudah sangat
dekat dengan keberhasilan. Merenungkan proses berliku dari usaha Edison ini,
teringat akan Firman Tuhan dalam Al Qur’an : “Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. al-A’raf: 56). Sangat
mungkin karena Edison bukan seorang muslim, dia tidak mengetahui penggalan dari
ayat yang ada dalam Al Qur’an tersebut. Allah
SWT Yang Maha Pengasih rupanya berkenan memberikan keberhasilan kepada Edison
untuk menyempurnakan penemuannya tersebut setelah kegigihan Edison menghadapi
kegagalan demi kegagalan dan tetap tidak berputus asa dalam usahanya. Muslim
seperti diriku yang mengimani Ayat-Ayat Suci Al Qur’an, sudah seharusnya untuk
membuang jauh-jauh kosa kata “putus asa” dalam kamus kehidupannya karena rahmat
Tuhan memang sangat dekat. Edison mengatakannya dengan, “Kegagalan itu sering
dialami oleh orang yang tidak sadar betapa dekat jarak dirinya dengan
keberhasilan yang ia inginkan ketika ia memilih putus asa”.
Catatan Kaki:
(1). inventors
(2). wikipedia
nice article,
BalasHapusthanks Maria
BalasHapus