Selasa, 15 Januari 2013

Kegigihan Seorang Thomas Alva Edison


Gagal, gagal, ........ dan gagal, jika titik-titik tersebut diisi dengan kata gagal sebanyak 1000 kata, tentu bukan hanya membosankan bagi yang menulisnya tapi juga akan sangat membosankan bagi yang membacanya. Wajar jika seorang Thomas Alva Edison juga dihinggapi kebosanan yang konon pada saat hendak menemukan lampu pijar dia harus mengalami lebih dari 1000 kali percobaan yang gagal. Kebulatan tekadnya untuk terus mencoba  menemukan lampu pijar  sekalipun harus menghadapi deretan kegagalan telah menghantarkan kesuksesan bagi Thomas A Edison untuk mempersembahkan temuan teknologi yang sangat bermanfaat berupa bola lampu pijar yang dapat diproduksi secara masal.


Thomas A Edison memang bukan orang pertama yang bereksperimen dengan bola lampu pijar, (1) sebelumnya telah banyak ilmuwan lainnya yang telah lebih dulu berkutat untuk mencoba menemukan lampu pijar yang layak produksi namun semuanya menyerah dihadapkan pada hamparan gurun kebosanan dalam menghadapi percobaan-percobaan yang gagal. Di saat yang lainnya berhenti mencoba atau memutuskan untuk beralih pada penemuan lainnya, Hanya Edison yang akhirnya sanggup melintasi gurun kebosanan tersebut dan finish dengan sukses. Edison mengakui betapa pentingnya kerja keras dan tekad yang kuat dalam usahanya menemukan lampu pijar tersebut. “Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju,”(2) ujaran dari Edison yang menggambarkan semangat pantang menyerahnya untuk meraih keberhasilan.

Misalkan saja Thomas Alva Edison  memerlukan 1000 kali percobaan untuk berhasil menyempurnakan penemuan bola lampu pijarnya dan dia berhenti setelah 999 kali melakukan percobaan maka ia juga akan terkategori “gagal” walaupun sudah sangat dekat dengan keberhasilan. Merenungkan proses berliku dari usaha Edison ini, teringat akan Firman Tuhan dalam Al Qur’an : “Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. al-A’raf: 56). Sangat mungkin karena Edison bukan seorang muslim, dia tidak mengetahui penggalan dari ayat  yang ada dalam Al Qur’an tersebut. Allah SWT Yang Maha Pengasih rupanya berkenan memberikan keberhasilan kepada Edison untuk menyempurnakan penemuannya tersebut setelah kegigihan Edison menghadapi kegagalan demi kegagalan dan tetap tidak berputus asa dalam usahanya. Muslim seperti diriku yang mengimani Ayat-Ayat Suci Al Qur’an, sudah seharusnya untuk membuang jauh-jauh kosa kata “putus asa” dalam kamus kehidupannya karena rahmat Tuhan memang sangat dekat. Edison mengatakannya dengan, “Kegagalan itu sering dialami oleh orang yang tidak sadar betapa dekat jarak dirinya dengan keberhasilan yang ia inginkan ketika ia memilih putus asa”.

Catatan Kaki:
(1). inventors
(2). wikipedia

2 komentar: